Jumat, 06 Januari 2012

Pricing Strategy in Marketing

        Dalam dunia marketing atau pemasaran terdapat beberapa jenis strategi penetapan harga suatu produk, strategi ini sangatlah penting dilakukan pada sebuah pemasaran, karena penetapan strategi pricing akan berpengaruh pada besarnya keuntungan dan keberhasilan penjualan suatu produk. Dalam penetapan strategi pricing yang perlu diperhatikan adalah pesaing pasar, dan juga positioning produk yang kita jual, jika kita menjual produk yang memang untuk kalangan menengah keatas / produk premium dengan harga terlalu murah, bisa jadi pembeli malah tidak akan percaya dengan barang yang kita jual. Namun sebaliknya jika kita menjual terlalu mahal pembeli bisa beralih ke  pesaing kita yang bisa memberikan harga lebih murah. Di sini saya akan memberikan contoh penerapan strategi pricing dalam berbagai produk, contoh disini adalah contoh menurut  saya, jadi jika ada yang salah dan diantara anda ada yang lebih mengerti dari saya tolong berikan masukan.


Price Skimming 
Strategi ini merupakan penerapan strategi harga dengan cara menetapkan harga awal produk dengan harga yang tinggi, namun lama kelamaan harga produk tersebut akan turun sesuai keadaan pasar. contohnya:
  • Nintendo 3DS ( pada awalnya nintendo menetapkan harga yang tinggi pada konsol ini namun pada July 28, 2011 nintendo mengumumkan penurunan harga untuk konsol nintendo 3DS yaitu dari $250 ke $169.99 di America Utara, €250 menjadi €169.99 di Europe, 25,000 yen menjadi 15,000 yen di Japan, dan $349.99 menjadi $250 di Australia)


Penetration pricing
            Ini adalah strategi dimana kita meluncurkan produk dengan harga awal yang murah, dengan tujuan meraup pasar pesaing kita. ketika produk sudah mulai laku, harga produk lama kelamaan dinaikkan, strategi ini bisa dibilang kebalikan dari price skimiming. contohnya:
  • Paket internet 3, pada awalnya 3 menetapkan harga yang murah untuk paket  internet mereka, namun setelah pelanggannya banyak lama kelamaan mereka menaikkan harga paket internetnya.










Prestige pricing
        Ini adalah strategi dimana kita memberikan harga mahal pada produk yang memang seharusnya mahal, hal ini dipertimbangkan dari kualitas dan juga tingkat ke-prestisan produk tersebut. Jadi jika produk semacam ini di berikan harga murah, justru akan membuat produk ini tidak laku, karena akan membuat orang berpikir kalau produk ini memiliki kualitas yang kurang baik. contohnya:
  • Rolex, strategi yang diterapkan oleh rolex merupakan contoh untuk prestige pricing. Harga dari produk mereka tergolong tinggi jika dibandingkan dengan produk lain, namun hal itu dilakukan untuk menunjukkan kualitas dan juga dapat menunjukkan status soslial pemakainya. Sehingga jika mereka menerapkan harga murah pada produknya, hal itu malah akan merusak image mereka dan produk tersebut bisa tidak laku karena dianggap kurang berkualitas dan sebagainya 







Price lining
         Price linning adalah salah satu strategi pasar dimana suatu perusahaan memeiliki lebih dari satu produk, dan produk tersebut menuju ke segmentasi pasar yang berbeda beda, sehingga mereka harus menentukan harga dari tiap produk tersebut. Contoh yang paling sering di jumpai adalah produk produk dari Unilever, adapun contoh lainnya adalah:

  • Danone, adalah perusahaan multinasional yang memproduksi berbagai jenis makanan dan minuman. Danone mengklaim sebagai pemimpin di pasar produk turunan susu dan air minum dalam kemasan. Di Amerika Serikat, Danone dipasarkan dengan nama Dannon, yang merupakan anak perusahaan dari Groupe Danone. Danone memegang beberapa merek terkenal seperti Volvic, Evian, Aqua, dan Badoit. Sekitar 56% dari penjualan di tahun 2006 berasal dari produk turunan susu, 28% dari minuman, dan 16% dari biskuit dan sereal. Danone menggunakan price lining karena mereka merupakan sebuah perusahaan yang memproduksi lebih dari satu merk produk.


Odd even pricing
          Strategi ini merupakan strategi dengan menerapkan harga dengan nominal harga yang aneh (bukan harga bulat), tujuannya adalah untuk mempengaruhi konsumen agar mereka beranggapan harga produk tersebut murah. Misalnya jika ada produk dengan harga Rp. 1.895.000 orang akan beranggapan harga tersebut lebih dekat ke satu juta daripada  dua juta. contoh produk yang menerapkan strategi ini bisa dilihat pada gambar dibawah


Demand Backward
         Intinya ini adalah strategi dimana produsen menjual produk dengan pilihan harga yang di kehendaki oleh pembeli, dan yang membedakan pilihan harganya bisa berupa perbedaan bundling pada produk yang mereka jual. contohnya:
  • PS3,  produsen menjual ps3 dengan berbagai macam harga, berdasarkan harga yang ingin dibayar oleh konsumen, untuk menentukan harga tersebut mereka memberikan pilihan berupa perbedaan bundling penjualan dan ukuran harddisk. 
Bundle pricing
           Ini adalah strategi dimana produsen menjual produk yang disatukan dengan produk lain menjadi satu paket. Contohnya seperti gambar di bawah, yaitu Nintendo Wii Zelda. Nintendo menjual produk Wii-nya dengan dibarengi game Zelda menjadi satu paket penjualan (bisa disebut juga Nintendo Wii Zelda edition).

Standard markup pricing
         Kalau menurut saya, ini adalah strategi standard yang sering dipakai oleh pemborong ataupun orang yang membeli barang dagangan langsung dari produsen, dan kemudian barang tersebut dijual kembali dengan menambahkan beberapa persen dari harga asli untuk mendapatkan harga jual akhir, contoh sederhananya adalah : Pedagang ikan di pasar  membeli ikan dari nelayan dengan harga sekian, lalu menjual kepada pembeli dengan menambahkan sekian persen dari harga awal ia membeli ikan tersebut untuk mendapat harga akhir (harga jual).

 Single zone pricing
           Adalah strategi dimana produsen menjual harga dari produknya dengan harga dan biaya pengiriman yang sama, dimanapun daerah pembelinya, keuntungan strategi ini adalah kita dapat mengiklankan harga dari produk kita secara nasional. contohnya ialah : Harga produk Fast food yang sering diiklankan di televisi, mereka telah menetapkan harga produk mereka, dan itu berlaku dimanapun toko / cabang yang mereka miliki.

Multiple zone pricing
          Ini adalah kebalikan dari single zone pricing, Produsen memberikan harga yang berbeda beda pada konsumen berdasarkan biaya pengiriman dari jauh dekatnya daerah mereka. Jika lokasi konsumen jauh sudah pasti harga produk yang mereka beli lebih mahal daripada konsumen yang dekat, walaupun produk yang dibeli sama. contohnya : toko online yang melakukan pengiriman barang melalui jasa paket pengiriman, toko ini biasanya menambahkan ongkos kirim kepada pembelinya berdasarkan lokasi mereka.


               Itu tadi adalah beberapa contoh strategi pemasaran dan juga penerapannya,  semoga bisa membantu anda yang ingin mencari strategi harga yang cocok untuk produk yang anda  jual. Jika ada pengertian ataupun contoh yang salah saya minta maaf, karena saya juga masih belajar dan beberapa dari strategi itu ada beberapa yang sulit untuk saya pahami. Jadi sekali lagi jika ada yang salah tolong masukannya....

Pengaruh Produk Terhadap Gaya hidup Seseorang

       Setiap orang pastilah punya pola dan gaya hidup yang berbeda beda, hal ini bisa terbentuk dari kepribadian orang tersebut (faktor internal) ataupun pengaruh dari luar, bisa dari lingkungan, pergaulan, dan bisa juga dari produk yang mereka pakai. Disini saya akan coba bahas tentang beberapa produk yang mempengaruhi gaya hidup seseorang di beberapa bidang.



  •        Yang pertama saya akan membahas tentang pengaruh produk terhadap gaya hidup seseorang, terutama pada gaya hidup sehat dan pilihan kuliner seseorang. Produk yang saya tampilkan disini adalah produk gula rendah kalori dari Tropicana Slim. Pertama, kenapa gula rendah kalori? apa anda tau yang namanya penyakit diabetes, atau  banyak orang yang bilang penyakit kencing manis. Diabetes mellitus adalah suatu penyakit dimana kadar glukosa (gula sederhana) di dalam darah tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin secara cukup. Insulin adalah hormon yang dilepaskan oleh pankreas, yang bertanggungjawab dalam mempertahankan kadar gula darah yang normal. Insulin memasukkan gula ke dalam sel sehingga bisa menghasilkan energi atau disimpan sebagai cadangan energi. (sumber).



       Banyak orang yang masih mengganggap penyakit diabetes merupakan penyakit orang tua atau penyakit yang hanya timbul karena faktor keturunan. Padahal, setiap orang dapat mengidap diabetes, baik tua maupun muda, termasuk Anda. Namun, yang perlu anda pahami adalah anda tidak sendiri. Menurut data WHO, Indonesia menempati urutan ke-4 terbesar dalam jumlah penderita Diabetes Mellitus di dunia. Pada tahun 2000 yang lalu saja, terdapat sekitar 5,6 juta penduduk Indonesia yang mengidap diabetes.Namun, pada tahun 2006 diperkirakan jumlah penderita diabetes di Indonesia meningkat tajam menjadi 14 juta orang, dimana baru 50 persen yang sadar mengidapnya dan di antara mereka baru sekitar 30 persen yang datang berobat teratur.




             Akibat dari banyaknya kasus diabetes, banyak orang yang akhirnya berusaha menghindari pemakaian gula untuk meningkatkan pola hidup sehat. Disini Tropicana Slim mencoba memberikan solusi agar orang orang bisa menikmati rasa manis, namun tetap dapat melakukan gaya hidup sehat. Mereka memproduksi gula rendah kalori, dan juga produk lain seperti madu, syrup, susu tanpa lemak dll. mengutip dari situsnya mereka mengatakan, "Tropicana Slim merupakan serangkaian produk sehat dan bercitarasa tinggi yang menginspirasi konsumen untuk hidup sehat lebih lama. Dengan kandungan yang memprioritaskan kesehatan dan memberikan manfaat-manfaat kesehatan seperti bebas gula dan rendah kalori, Tropicana Slim hadir untuk menjadi pilihan bagi Anda dan keluarga memiliki hidup yang lebih baik". Dengan adanya produk seperti ini mulai bermunculan produk lain yang bertemakan gaya hidup sehat. Dan akhirnya banyak orang orang yang mulai berfikir tentang pentingnya kesehatan dan mulai menerapkan pola hidup sehat, yang salah satu caranya dengan mengkonsumsi produk produk semacam ini.



  •        Sedangkan contoh produk yang kedua, adalah tentang pengaruh produk terhadap gaya hidup dibidang hiburan rumah. Disini saya akan membahas tentang Game Console rumahan. Masih ingatkah anda, ketika kecil kita masih sering melihat yang namanya anak kecil berkumpul di lapangan atau tempat terbuka setelah pulang sekolah, mereka sedang apa? sudah pasti main. Dulu yang namanya bermain biasanya dilakukan lebih dari satu orang, karena itulah ada istilahnya "teman sepermainan" kalaupun ada yang main sendiri, mungkin di anggap temannya sedikit / tidak punya teman, dan biasanya bermain dilakukan diluar rumah. Coba kita lihat sekarang, semakin maraknya perangkat game, komputer yang bukan lagi barang mewah, internet yang semakin murah mengakibatkan anak anak zaman sekarang lebih memilih bermain sendiri di rumah. Sudah terlihat jelas, gaya hidup anak di zaman kita dulu, dengan gaya hidup anak zaman sekarang sangatlah berbeda. Mulai dari Game Console rumahan pertama yang diawali oleh Magnafox Odyssey, tahun 1972 (saya tidak pernah main karena saya belum lahir), sampai dengan Sony PlayStation 3 dan XBOX 360, sangatlah berperan erat dengan adanya fenomena ini.

         Saat ini yang namanya main sudah bukan lagi hal yang dilakukan di luar rumah dan dilakukan oleh banyak orang. Banyak anak anak yang lebih memilih memainkan Game console, daripada bermain dengan teman temannya di luar. Selain itu Produsen dari game console itu sendiri terus menerus meningkatkan teknologi yang mereka pakai untuk menciptakan grafis yang realis.  Lama lama orang di masa depan bisa saja tidak ada yang punya teman dan lebih memilih berteman dengan Console kesayangan mereka. Hal ini bukan hal yang tidak mungkin, melihat perkembangan teknologi yang terus maju, yang namanya hiburan rumah semacam Game Console yang bisa dinikmati sendiri, bisa jadi lebih menarik daripada harus berkumpul dengan orang banyak untuk mencari hiburan. Bahkan di jepang ada game "pacar" virtual yang dimainkan di portable game console (sampai sampai pacaran pun ada permainannya). dengan adanya produk hiburan rumah seperti ini, pola hidup seseorang lama kelamaan bisa terpengaruh dan berubah, saat ini tidak jarang fenomena orang orang yang jadi anti sosial karena hiburan rumah jenis game console seperti ini.
sumber

           Dua jenis produk diatas merupakan contoh beberapa produk yang memiliki pengaruh terhadap gaya hidup seseorang. Selain dua hal diatas, kalau kita perhatikan sekeliling kita pastilah masih banyak produk  produk yang memiliki pengaruh bagi gaya hidup seseorang. Dan pengaruhnya tidak selalu berupa pengaruh baik, jadi kita harus pintar pintar memilih mana yang baik menurut kita.


          

Ceruk Pasar Baru

      Tulisan saya kali ini saya akan sedikit membahas tentang yang namanya ceruk pasar, dan disini saya kan memberikan contohnya dari hasil pemikiran saya. Yang namanya ceruk pasar di bidang marketing adalah suatu peluang usaha dimana belum ada, ataupun masih sedikit orang yang berusaha di bidang itu. Jadi istilahnya orang yang berusaha di suatu ceruk pasar, adalah orang yang tidak ikut jalan utama dibidang pemasaran atau bergerilya. Apakah jika tidak ikut pasar yang sudah ada produk kita bisa laku? Bisa saja, banyak kok produk yang sama sekali baru, tapi mereka bisa laku dan memiliki pangsa pasar mereka sendiri. Saya sebut sedikit contoh saja, misalnya dari produk susu. Kalau dulu mungkin kita berpikir yang namanya susu itu buat anak anak, untuk membantu pertumbuhan dan membuat anak menjadi cerdas (kalau di iklan kebanyakan bilangnya begitu), walaupun orang dewasa-pun boleh mengkonsumsinya. Tapi coba kita lihat sekarang, ada beberapa jenis susu yang target pasarnya bukan anak anak seperti biasanya. Seperti susu L'Men, dari iklannya saja sudah jelas itu bukan susu buat anak kecil. Nah, disini L'Men mencoba ceruk baru pada produk baru dimana dia mencoba membuat produk susu untuk orang dewasa (lebih menuju ke pria). contohnya seperti itu tadi.

        Untuk mencari sebuah ceruk pasar kita bisa melakukan cara segmentasi, atau membagi pasar menjadi beberapa kategori kelompok. kemudian kita tentukan apa produk yang bisa kita buat dari target pasar tadi. Saya mencoba mencari ceruk pasar untuk anak sekolah (SD, SMP, SMA), dengan produk kaos kaki. Disini saya mencari ceruk baru yaitu berupa kaos kaki reversible (bolak balik). Ide ini berasal dari adanya keadaan dimana kaos kaki  untuk anak sekolah harus sesuai dengan seragam sekolah  yang mereka pakai, seperti ketika memakai seragam putih  mereka harus memakai seragam putih, dan ketika memakai seragam pramuka mereka memakai kaos kaki hitam/ warna gelap. Di sini saya mengambil ide untuk membuat kaos kaki yang menggabungkan 2 warna sekaligus seperti putih dan hitam tadi, tujuannya untuk tidak perlu repot repot membeli 2 kaos kaki dengan warna yang berbeda, tapi bisa hanya dengan membeli satu kaos kaki yang memiliki 2 warna namun pemakaiannya dapat di bolak balik. Pengembangan ini juga didasari dari adanya model kaos kaki anak sekolah yang memiliki bagian alas lebih gelap dengan tujuan agar tidak terlihat kotor, yang pada akhirnya banyak produsen kaos kaki yang mengikuti model desain seperti ini. Dengan keadaan seperti tadi ada kemungkinan pengembangan kaos kaki reversible ini bisa  laku dipasaran.

      Kita mungkin bukan pemimpin pasar, tapi kita bisa membuat sebuah ceruk pasar baru jika kita bisa membuat produk yang kita buat lain dari yang sudah ada (dalam artian yang bagus) ataupun ada yang spesial. Jadi daripada kita sulit untuk memasuki pasar dengan produk yang sudah ada dipasaran, lebih baik kita buat produk kita berbeda dan membuka peluang usaha baru, dan yang namanya produk baru bukan berarti harus 100% original. Kita bisa saja menambah beberapa fitur yang membuat produk kita berbeda.

Kamis, 05 Januari 2012

Beberapa Produk yang Gagal di Pasaran

          Jika saya menulis seperti diatas, mungkin ada yang mengira kalau yang namanya produk yang gagal di pasaran adalah produk yang tidak terkenal, tidak punya nama dll. Terus apakah produk yang sudah punya nama besar bisa gagal di pasaran? jawabnya pasti bisa, memang ada banyak faktor yang mempengaruhi kenapa suatu produk bisa gagal di pasaran. Disini saya akan memberikan dua contoh produk yang gagal, walaupun produk ini sudah memiliki nama besar pada produk sebelumnya. Dua produk ini adalah Windows Vista dari Microsoft, dan PSP GO dari sony.

            Pertama saya akan membahas tentang Windows Vista terlebih dahulu.  Microsoft meluncurkan Windows Vista pada 8 November 2006 untuk pengguna bisnis, dan 30 Januari 2007 untuk pengguna rumahan. Dengan demikian, peluncuran Windows Vista ini berjarak lebih dari lima tahun sejak peluncuran Windows XP pada 25 Oktober 2001Windows vista sering dianggap sebagai produk gagal dari Microsoft karena  banyaknya kesalahan pada produk ini. Seperti waktu pengembangan yang sangat lama, perjanjian lisensi yang lebih ketat, penambahan beberapa teknologi yang bertujuan membatasi penyalinan media digital terlindungi, dan penggunaan teknologi keamanan User Account Control yang baru. Para peninjau jugs mencatat beberapa kemiripan antarmuka Aero pada Vista dengan sistem operasi milik Apple, Mac OS X, terutama penggunaan efek transisi. Lebih jauh lagi, beberapa orang mempertanyakan komputer personal yang memenuhi persyaratan perangkat keras "Vista Premium Ready" dan harga Vista. Departemen-departemen I.T sebagian besar mengacuhkan Vista. Pada bulan Juni (18 bulan setelah peluncuran Vista), riset Forrester melaporkan bahwa hanya 8.8% komputer-komputer perusahaan seluruh dunia yang menggunakan Windows Vista.
 Sumber1, sumber2


          Produk gagal yang kedua adalah PSP Go. PSP Go, merupakan perangkat game portable dari sony yang di rilis pada oktober 2009, produk ini dinyantakan kurang laku dan gagal di pasaran. Awalnya Sony mengira bahwa mengalihkan pasar video game PSP ke dalam format digital melalui PSP Go adalah ide yang bagus. Kenyataannya perangkat tersebut tidak mendapat sambutan hangat dari para gamer. Hilangnya kemampuan untuk memainkan game dengan UMD disc ternyata dipandang sebagai nilai negatif. Selain itu, desain tubuh yang ekstra ramping dengan mekanisme slider justru mengundang berbagai pertanyaan mengenai kenyamanan penggunaannya. Alhasil, penjualan perangkat gaming portabel yang satu ini pun jauh dari kata “laris manis”. Penjualan PSP Go sejak awal dirilis bulan Oktober 2009 tidak mengagumkan sama sekali. Hanya berhasil menjual kurang dari 20 ribu unit di tanah kelahirannya sendiri, Jepang, pada tahun 2010. Hal ini sudah cukup menunjukkan kegagalan produk ini. Kekurangan lainnya ialah ukuran layar  yang lebih kecil dari PSP sebelumnya, baterai yang tidak bisa di lepas oleh user, dan lagi harga yang di anggap terlalu mahal untuk konsol yang memiliki banyak kekurangan. Karena kegagalan ini Sony mengumumkan menghentikan produksi dari PSP GO untuk jepang dan Eropa, tapi mereka akan tetap memproduksi untuk wilayah Amerika Utara.
sumber1, sumber2, sumber3.

Dua produk tadi merupakancontoh produk yang gagal di pasaran walaupun mereka punya nama besar. Kalau dilihat dari du contoh tadi saya beranggapan bahwa penyebab kegagalan dua produk itu adalah masalah peralihan teknologi. Dalam Windows, kasus Vista bisa juga disamakan seperti kegagalan Windows Me, yang merupakan peralihan dari Windows 2000 ke Windows XP. Karena itu banyak yang bilang kalau Vista merupakan Windows Me yang ke dua, karena sama sama dianggap produk gagal.

Gramedia, sebenarnya toko apa?

          Kenapa Gramedia? bukannya semua orang tau kalau yang namanya Gramedia itu sudah pasti toko buku. Terus kenapa judul tulisan saya seperti ini, nah disini saya ingin cerita dulu sedikit. Teman saya punya tas laptop baru, terus ketika ditanya beli dimana, dia jawabnya beli di Gramedia. Nah dari sini saja sudah terjadi pertanyaan apa Gramedia itu toko buku atau bukan. kalau kita peka dan sering perhatikan, pastilah kita sadar di Gramedia gak cuma jual buku, ya mungkin yang sadar banyak sih kalau Gramedia gak cuma jual  buku, tapi apa yang peduli tentang hal seperti ini banyak? mungkin saja tidak. Selain buku, tas, Gramedia juga jual alat musik, fitnes dll, ini bukan promosi loh. Memang kenyataan seperti itu. Terus yang jadi pertanyaan kenapa kok Gramedia jual peralatan atau barang lain selain buku? apa Gramedia ingin beralih dari toko buku ke toko serba ada? dari pertanyaan ini saya ingin bahas kenapa fenomena ini ada di Gramedia, dan apa alasan mereka ketika ditanya pertanyaan pertanyaan tadi.

           Untuk menanyakan hal ini saya datang ke Gramedia Expo di Surabaya tepatnya di jalan Basuki Rahmat. Ketika disana sudah pasti barang yang di jual kebanyakan buku, tapi di bagian pojok, dan dekat pintu masuk banyak barang lain yang dijual, seperti yang saya sebutkan diatas. Kemudian saya menanyakan langsung kepada salah seorang Supervisor Selling di Gramedia Expo Surabaya yang bernama Aryo Baskoro. Kesimpulan dari jawaban beliau adalah untuk menciptakan integrasi atau hubungan antara buku – buku yang di jual di Gramedia dengan peralatan yang di jual disana, agar terciptanya suatu kesatuan. Karena jika kita menjual buku misalnya tentang olahraga ataupun musik  alangkah lebih baik jika kita juga menyertakan alat-alat yang berhubungan dengan hal hal itu tadi. Sehingga di Gramedia kita tak hanya mengetahui sesuatu berdasarkan bacaan saja namun juga dapat langsung mengintegrasikannya dengan alat alat selain buku yang di jual disana yang sesuai dengan kebutuhan dan interest kita.


           Jadi intinya Gramedia tetaplah toko buku seperti yang kita tau, namun mereka menambahkan beberapa jenis barang dagangan selain buku, yang fungsinya tetap mensuport barang dagangan utama mereka, yaitu buku  tadi. Tapi jangan berharap mereka akan berjualan bibit ikan, ataupun hewan, hanya karena mereka jual buku tentang itu ya.... 

Analisa Tas Dengan Kursi Portable

              Tulisan saya kali ini akan membahas tentang analisa sosial budaya terhadap benda produk. Adapun produk yang saya bahas disini adalah tentang Tas yang dilengkapi dengan kursi portable. Kenapa saya memilih produk ini? disini saya melihat fenomena jika orang orang mudik atau bepergian, apalagi saat musim mudik, pasti terminal bus, stasiun kereta dan tempat umum untuk mencari kendaraan pasti penuh. Dan ini mengakibatkan banyaknya orang-orang yang tidak bisa duduk ketika menunggu kendaraan tersebut. Padahal yang namanya orang mudik biasanya bawa barang banyak. Nah dari permasalahan inilah saya ingin membahas tentang analisa dari produk tas dengan kursi portable.
               
              Analisa saya ini juga sekalian bahasan dari tugas mata kuliah perancangan saya, nah dari bahasan awal tadi akhirnya saya menentukan tas dengan kursi portable untuk judul perancangan saya tadi. Tapi setelah dilihat keadaannya dipasaran, ternyata tas dengan kursi portable sudah ada dipasaran. Rata rata  bentuk tas dengan kursi ini berbentuk tas trolley. Akhirnya saya mencari alternatif judul yaitu dengan mengembangkan fungsi dari tas + kursi ini. Karena jika dilihat dipasaran, fungsi dari tas macam ini cuma memiliki fungsi tas secara umum, tidak ada yang memiliki fungsi khusus. Jadi disini saya mencari ceruk baru dengan  mengembangkan fungsi tas ini secara spesifik. Dan akhirnya saya memilih target pasar dari tas saya ini adalah pedagang keliling (seperti pedagang asongan). Kenapa saya memilih pedagang asongan? ya disini saya melihat, permasalahan yang saya bahas diatas tadi terjadi pada orang orang yang pergi dengan kendaraan umum, bawa barang banyak, tidak dapat tempat duduk. Nah kalau orang yang tidak terlalu sering ke pangkalan sarana transportasi saja bisa mendapati keadaan seperti itu, bagaimana nasibnya dengan pedagang keliling/asongan yang tiap harinya harus bekerja disana. Mau tau nasibnya?



              Nasibnya seperti ini  => 

        Sekarang tau kan kenapa saya pilih pedagang asongan sebagai target pasar produk saya? 


      Ok, mungkin pembukaan saya tadi terlalu panjang, sekarang saya akan mulai membahas tentang analisa permasalahannya, metode yang dipakai untuk menganalisa, dan solusi atau hasil dari analisa yang saya buat.

        Pertama saya akan bahas permasalahan dari wadah yang dipakai oleh pedagang asongan, kenapa wadahnya? ya pastilah, kan produk yang saya bahas tas, sudah pasti wadah pembawa dagangannya yang saya bahas. Adapun permasalahan yang ada pada wadah pedagang asongan ini adalah :

  •  Minimnya fasilitas wadah/ pembawa barang yang dipakai oleh pedagang keliling/ pedagang asongan (bahkan ada yang tidak menggunakan wadah sama sekali, tergantung barang yang dijual)
  • Produk/ wadah yang biasanya dipakai oleh pedagang asongan kurang awet.
  • Bila wadah yang digunakan terbuat dari triplex/keras  akan membuat tangan sakit bila di bawa terlalu lama.
  • Wadah yang menggunakan tali slempang (seperti tas) mobilitasnya kurang jika berada di dalam bis yang ramai, karena dengan adanya tali slempang membuat wadah sulit diangkat ke atas saat keadaan sesak.
  • Wadah untuk berjualan pada umumnya berupa wadah terbuka dan tidak bisa di jadikan tempat penyimpanan yang aman.
  • Ketika selesai berjualan, sulit untuk membawa wadah + barang dagangan (ribet membawanya).




Jika menggunakan tali slempang,
 pedagang merasa akan sulit bergerak ketika keadaan ramai/sesak, dan penggunaan slempang seperti ini membuat pundak sakit.



Jika wadah tidak memakai tali slempang, pedagang akan kesulitan memegangi wadah, dan tangan akan sakit jika wadah di pegang dalam waktu lama (apalagi jika wadah terbuat dari bahan yang keras)


Wadah barang dagangan biasanya terbuat dari kardus ataupun tripleks dan bahan ini biasanya mudah rusak, sehingga pedagang harus ganti ganti wadah (tidak awet)



Melihat gambar pertama diatas, ketika istirahat pedagang biasanya duduk di trotoar dan barang dagangan hanya di taruh begitu saja di dekat mereka, sehingga tidak bisa sekaligus menjajakan barang ketika mereka istirahat




Metode yang saya gunakan adalah dengan melakukan wawancara kepada beberapa pedagang asongan , pertanyaan yang saya ajukan ialah seputar kegiatan yang berhubungan dengan penggunaan wadah dan kekurangan dari wadah yang ada/ yang mereka pakai.
Di sini saya mewawancarai pedagang asongan dengan jenis dagangan berupa buku bacaan, karena saya melihat jenis dagangan ini yang cocok dengan penggunaan tas sebagai wadah barang dagangannya (jika barang dagangan berupa makanan/ minuman saya rasa kurang tepat menggunakan tas sebagai wadah). Adapun pertanyaan dan kesimpulan jawaban dari wawancara yang saya lakukan adalah:

                                  Lokasi wawancara            :  Terminal bus Purabaya
                                  Jumlah Responden            :  5 orang pedagang asongan

  • Barang dagangan jenis apa yang biasanya di jual : Buku bacaan, atlas, kamus, terkadang peta yang agak besar
  • Wadah yang di gunakan seperti apa dan apa kekurangannya : Wadah dari kardus, tripleks, dan dari kayu dengan slempang. Kekurangannya ialah jika kardus kurang awet, tripleks membuat tangan sakit saat membawanya, jika pakai slempang susah gerak jika keadaan sesak karena tidak bisa di angkat.
  •  Waktu tidak jualan/selesai jualan  barang dagangan disimpan seperti apa : di titipkan di kios dekat tempat berjualan, terkadang di bawa pulang, tapi agak ribet membawanya.
  • Jika istirahat sementara biasanya istirahat dimana dan keadaan wadah bagaimana : duduk di trotoar dan wadah di taruh begitu saja di dekat penjual.
  • Cara membawa wadah : Di angkat begitu saja ataupun ada juga yang pakai tali slempang
  • Jam kerja berapa lama : 5 - 8 jam
  • Uang hasil jualan ditaruh di mana : Di saku rompi atau celana, pakai tas pinggang atau dipegang langsung.

Dari analisa yang telah saya lakukan, kesimpulan yang dapat di ambil sebagai solusi masalah produk wadah jualan pedagang asongan tadi ialah :

  •   Membuat wadah jualan berbentuk tas yang bisa menjadi portable display, untuk mengatasi masalah wadah barang dagangan yang kurang awet dan juga mengatasi masalah keamanan penyimpanan barang, tapi juga bisa di gunakan sebagai tempat untuk memajang (mendisplay) barang dagangan. Dengan bentuk tas pedagang akan lebih mudah membawa pulang barang dagangannya dan tidak perlu menitipkan dagangannya di kios.
  • Menambahkan fasilitas kursi lipat pada tas sebagai sarana istirahat sementara pedagang.
  • Tas ditambahi fasilitas pengatur ketinggian (terdapat kaki yang bisa di atur ketinggiannya) agar ketika pedagang istirahat, tas tidak hanya di letakkan begitu saja tapi bisa menjadi stand mini.
  • Untuk mengatasi masalah penggunaan slempang yang membuat pedagang sulit bergerak jika keadaan sesak, saya mengambil solusi dengan tetap menggunakan slempang khusus untuk digunakan ketika tas di jadikan portable display. Jadi ketika tas hanya untuk wadah penyimpanan dan membawa barang pedagang menggunakan dua slempang, sedangkan ketika berjualan ada slempang khusus yang bertumpu pada pundak dengan permukaan yang agak lebar di tambahi bantalan agar pundak tidak sakit ketika membawa dalam waktu lama.

                  
                Ya, itu tadi adalah analisa saya terhadap produk, yang saya buat. Jika anda ingin membuat analisa tentang suatu produk, bisa menggunakan cara seperti saya tadi, adapun metode yang dilakukan tidak hanya dengan wawancara, bisa juga dengan polling, atau juga metode lain.
,